FOTO : ilustrasi penanganan ruqyah |
Pengalaman-pengalaman meruqyah selama ini, membuat saya ditemukan dg macam2 marqi (orang yg diruqyah).
Pada satu kesempatan di awal Juni 2015, sy dan teman saya roqi (peruqyah) Andri As , ditemukan dg satu marqi yg sudah tahu dg ilmu ruqyah, dirinya lebih aktif bercerita dan mengungkapkan apa yg diketahuinya soal ruqyah.
Beliau mengaku, sudah belajar ruqyah secara otodidak dari internet dan menurut pengakuannya dia juga sering membantu temannya yg peruqyah, beliau sebagai pembaca ayat2 ruqyah, bahkan juga beliau pernah ruqyah mandiri.
Akibat amalannya beliau sering emosian, dan mengganggu ibadahnya dan pengaruh lainnya. Untuk itu, dirinya ingin diruqyah oleh orang lain, agar lebih afdol dari meruqyah mandiri.
Tapi, kali ini saya tidak ingin menceritakan pengalaman meruqyah beliau, namun berdasarkan pertemuan dg beliau, sy ingin menjawab pertanyaan beliau yg mengkritisi teknik meruqyah yg saya dan teman sy lakukan.
"Saya baca-baca dari informasi yg saya dapatkan, bagusnya orang yg diruqyah itu cukup dibacakan ayat-ayat saja terus, sampai jinnya keluar sendiri, tidak perlu dialog dan menghentikan bacaan," tuturnya, saat sesi konsultasi pasca ruqyah.
Pemahaman beliau sedikit berbeda dengan pemahaman saya pribadi, kenapa harus dialog dg jin ? Yaitu Untuk diambil pelajaran seperti kenapa jin itu bisa masuk, menyebabkan penyakit apa ? Dan didakwahi, diajak untuk bertaubat dan beribadah kepada Allah, Karena dalam Al Qur'an dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman, jin dan manusia diciptakan untuk beribadah.
Artinya jin bukan untuk bersekongkol dg manusia atau menzalimi manusia. Setelah itu, jin diminta keluar sendiri atau dikeluarkan dan diintruksikan tidak masuk lagi ke tubuh manusia dan diajak bersumpah,jika ingkar dg izin Allah akan diazab.
Analoginya seperti ini, mengusir Jin dalam tubuh manusia (pendapat pribadi saya yah) saya ibaratkan sama seperti mengusir musuh dalam rumah kita, jika ingin cepat mengeluarkannya tidak hanya cukup mengusir dg kata-kata.
Misal ada orang atau musuh di rumah kita, kita hanya minta kepadanya dan ucapkan dan ancaman agar orang itu keluar dari rumah.
"Keluar kamu dari rumah saya"
Nah, kalau ini kita terus ucapkan, dan musuhnya tambeng dan gak mau keluar, tentu dia akan tetap di rumah kita sampai dia ingin keluar sendiri.
Berbeda jika kita minta keluar, kita ancam pake golok, kita dorong atau tarik keluar, tentu dia mau tak mau keluar rumah. Mengusirnya lebih cepat.
Jika jin sudah masuk dalam tubuh manusia, maka jin itu sudah kategori fasiq dan zolim, dan sudah termasuk syetan, sementara dalam surat al Fathir ayat 6 dan surat yusuf ayat 5 Allah menyebut, syetan itu adalah musuh.
maka jika menghadapi musuh, tidak hanya butuh bicara lemah lembut tapi juga tindakan tegas.
maka jika menghadapi musuh, tidak hanya butuh bicara lemah lembut tapi juga tindakan tegas.
Begitu juga dg teknik mengeluarkan jin dalam tubuh manusia, ada saat-saat tertentu hanya dibacakan ayat Al Qur'an jin atas izin Allah memang bisa keluar, tapi sampai jin itu benar-benar menyerah kepanasan dan mau keluar sendiri.
Nah, bagaimana jika ditemukan dengan penanganan jin yang cukup alot mengeluarkannya, pendapat saya pribadi , hal ini tidak hanya mengandalkan bacaan saja, maka saya nilai jin perlu didakwahi juga , diberi pengertian agar tidak menzolimi manusia (wallahu a'lam bi showab ... ya ).
Ada juga teknik ruqyah yg mutakhir dengan menekan titik2 persembunyian jin dalam tubuh manusia di beberapa titik darah besar. Lalu bertanya kepada marqi dibagian mana yg masih sakit dan panas untuk dieksekusi (bisa jadi jin bersembunyi di titik yg sakit).
Bisa juga bertanya dg jin tersebut berada dimana dirinya tinggal ditubuh manusia itu , untuk mempermudah mengeluarkannya dengan menekan titik itu (tapi jangan terlalu dipercaya, terkadang jin bohong, tapi terkadang jin itu jujur ; ini berdasarkan seperti pengalaman dilapangan). Teknik ini membuat tidak perlu berlama-lama meruqyah marqi, dan lebih efektif serta efisien.
Jadi, teknik meruqyah dg membacakan ayat ruqyah memang bisa (jika Allah mengizinkan), tapi kemungkinan durasi meruqyahnya akan lama, kecuali tingkat ketauhidan roqi itu sudah tinggi dan Allah juga izinkan lebih cepat.
Wallahu a'lam bi showab..
________
Rabu 10 Juni 2015