- Meruqyah Penyimpan Keris, Cincin Isian dan Bela Diri Olah Pernafasan
Panggilan ruqyah di bulan Ramadhan 1439 H / 2018 M, aku dipertemukan dengan sepasang suami istri (pasutri) yang sering ribut, tempramental, dan kalau ada masalah kecil jadi besar.
Setelah komunikasi via whatsapp, aku putuskan menerapi pasutri ini di rumahnya (karena tidak
semua yang konsultasi langsung diterapi, selagi masih bisa ruqyah mandiri disarankan untuk ruqyah mandiri saja).
Gas motor kulaju menuju kediaman pasutri ini di salah satu kawasan di Palembang, tiba dirumah disambut sang suami, sementara si istri sedang pergi sebentar. Kalimat demi kalimat kudengar dari keluhan dan curhatan si suami, terkait istrinya yang tempramental dan dirinya sendiri yang mulai menjauh dari ibadah (sholat), padahal diakuinya lulusan salah satu pondok pesantren di Jawa.
Dari cerita yang diutarakan, berdasarkan analisa singkat, perubahan negatif yang ada di suami, akibat pernah mengikuti bela diri olah pernafasan, lalu ditambah salah satu bela diri lain dari pulau Jawa. Suami juga pernah menyimpan batu cincin yang terindikasi berisi keutamaan (kelebihan) yang otomatis berdasarkan pengalaman biasanya dihuni jin (Allahu a'lam), suami juga punya simpanan satu keris koleksi.
Asyik berbincang, datanglah si istri nimbrung perbincangan, konsultasi beralih ke istri yang mengaku sering mudah tersinggung, dan saat sudah puncaknya istri sering mencelakakan diri sendiri salah satunya membentur-benturkan kepala ke dinding ... (subhanallah). Entah, aku lupa apa lagi yang dicurhatkan si istri sehingga berdampak negatif terhadap dirinya.
Karena sudah mendapati apa keluhan dan sudah menganalisa yang menjadi keluhan, sesi ruqyah dimulai. Semula aku meruqyah suami, aku minta untuk beristighfar terhadap segala kesalahan yang dilakukan sambil memejam mata agar fokus, lalu berdoa agar Allah turunkan kesembuhan, rahmat dan petunjuk.
Barulah do'a-do'a ruqyah dari hadits-hadits shohih kubacakan, dilanjutkan ayat-ayat ruqyah dari Al Qur'an dilantunkan. Baru berjalan seperempat bacaan ayat ruqyah, suami ini bereaksi seperti mengejang, rahang dan giginya bergerak-gerak. Melihat kondisi ini istrinya langsung menjauh ketakutan, namun kutenangkan agar jangan panik menghadapi situasi seperti ini, akhirnya kembali mendampingi meski tidak terlalu dekat karena sedang hamil.
Lalu, dari lisan suami yang kesurupan, menyebut ada dua jin di dalam tubuhnya, akibat dari batu cincin yang pernah disimpannya (tapi sudah tidak ada dirumah), dan dari keris yang masih disimpannya.
Allahu a'lam, sesaat sesudah didakwahi, dengan niat menarik/membuang jin dari tulang ekor ke ubun-ubun, kucoba mengeluarkan jin dari tubuhnya setelah ditarik dari tulang ekor ke ubun-ubun, tubuh si suami seperti mengikuti tarikan tanganku dan saat sampai ubun-ubun dan dibuang, si suami sedikit berteriak dan sedikit muntah.
Tapi ....
Tiba-tiba ...
Terjadi efek dengan sang istri yang sekonyong-konyong (tiba-tiba) muntah, setelah suaminya muntah. Seperti konek dan tertular, atau ada koneksi jin dalam tubuh suami dan istri yang sama-sama keluar ?, Allahu a'lam ya.
Namun, karena kondisi sedang berpuasa ruqyah terhadap suami terpaksa dihentikan, agar meminimalisir badan lemas, apalagi setelah diruqyah, masih ada indikasi jin yang belum keluar dari tubuh si suami.
Ruqyah dilanjutkan ke si istri, namun tidak detail aku ceritakan, intinya si istri juga mengalami kesurupan, dan alhamdulillah lebih mudah dikeluarkan jinnya. (Allahu A'lam)
Selang beberapa hari ... suami berniat meruqyah keluarganya di salah satu daerah di kawasan seberang ulu, dalam sesi ruqyah kali ini si suami juga ikut, di rumah ini aku minta si suami ini menyerahkan keris yang disimpannya, yang terindikasi jinnya masuk ke dalam tubuhnya.
Aku lihat, keris yang diserahkannya itu, sekitar panjang 40 cm sudah usang dan berdebu, ada guratan lukisan kepala naga di badan kerisnya. Keris lalu kupatah-patahkan dan kuruqyah dan direndam air ruqyah.
Lalu, sesi ruqyah keluarga dilakukan (Kita skip cerita ruqyah keluarganya ya), akhirnya di penghujung ruqyah keluarga aku fokuskan meruqyah sendiri si suami ini, yang sejak awal ruqyah keluarga sudah bereaksi. Tak perlu banyak dibacakan ayat, jin si suami sudah bereaksi, terapi standar ruqyah sudah dilakukan, namun lagi-lagi jin susah keluar, beberapa metode sudah dilakukan, tapi aku belum putus asa.
Teringat, saat sesi ruqyah keluarga si suami duduk dekat ibu kandungnya, dan ketika si suami ini bereaksi kesurupan, dia menangis di atas pundak ibunya beberapa kali. Mungkinkan ada koneksi dengan si ibu ? aku berharap do'a ibunya dikabulkan Allah, karena ridho Allah adalah ridho orang tua.
Dari Abdullah bin ’Umar, ia berkata,
رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ وَ سَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada
murka orang tua.” (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam)
murka orang tua.” (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam)
Aku minta si ibu kandungnya mendekat dan mendampingiku meruqyah, kuminta telapak tangan kanan ibunya ditempelkan ke perut anaknya itu, dan kuminta ibunya berdoa dengan diucapkan "Ya Allah, keluarkanlah jika ada penyakit dan gangguan dalam tubuh anakku," intinya seperti itu.
Lalu, ku bimbing untuk membacakan Al Fatihah, Al Ikhlas Al Falaq An Nas, lalu di tarik ke dada dan ke leher lalu ke mulut. Ini dilakukan beberapa kali, Allahu a'lam, terjadi reaksi positif dari tubuh si suami ini.
Setelah sadar, aku tanyakan dimana lagi ada yang aneh di badannya, ia mengatakan di kaki, (yang saat diruqyah beberapa kali, kakinya bergerak-gerak hebat), lalu kuminta lagi sang ibu untuk membacakan lagi seperti yang dibacakan di perutnya tadi, lalu menarik dari pangkal paha sampai ujung jari beberapa kali. Alhamdulillah, kutanya lagi si suami tidak ada yang aneh lagi dirasakannya, dan kudeteksi dengan ayat ruqyah Alhamdulillah tidak ada reaksi.
Setelah sesi selesai, si suami berucap. "Nak ibuk nian (doa ibu), baru mudah keluar, memang teraso nian ado yang keluar tadi, beda dari sebelumnyo," (Dengan ibu (doa ibu) baru mudah keluar jinnya, memang terasa ada yang keluar dan beda dari sebelumnya).
Mungkin ini tips bagi peruqyah pemula seperti saya, jika memang mentok atau bingung ? mau diapakan lagi ? mau metode apa lagi ? agar bisa mengeluarkan jin, tips menggunakan doa ibu atau doa bapak, mungkin bisa membantu mempercepat kesembuhan ruqyah khususnya mengeluarkan jin yang ada dalam tubuh. Ini terjadi atas izin Allah semata, dan Allahu a'lam bi showab.
Maaf jika ada salah kata dan tulisan,
Tidak ada niat lain, hanya ingin share/berbagi cerita dan pengalaman ruqyah yang Syar'iyyah, untuk diambil manfaatnya jika ada.
Barokallahu fikum ...
@Karang Dapo Lintang - Sabtu 16 Juni 2018
Abu Shafa Linjawi
- Peruqyah Syar'iyyah di Palembang
- Anggota Rehab Hati Palembang 2014-2018
( www.rehabhatipalembang.blogspot.com )
Medsos Pribadi :
- Facebook : www.facebook.com/abushafa.al.linjawi
- Instagram : www.instagram.com/ruqyahsyaripalembang
- Situs pribadi : www.ruqyah.my.id
- Koleksi video di Channel Youtube klik >> : Ruqyah Palembang